Allah swt. berfirman :
"Dan Kami tidak menjadikan seseorang manusia sebelummu dapat hidup kekal (di dunia ini). maka kalau engkau meninggal dunia (Wahai Muhammad), adakah mereka akan hidup selama-lamanya? Tiap-tiap diri akan merasai mati, dan Kami menguji kamu dengan kesusahan dan kesenangan sebagai cubaan; dan kepada Kamilah kamu semua akan dikembalikan” ( QS Al-Anbiya ayat 34-35 )
Ada sebuah kisah yang menarik dan menyentuh perasaan . Suatu ketika seorang putera Amirul-Mukminin ( Omar bin Khattab ) kembali dari sekolahnya sambil menangis .
Kemudian ditanya oleh ayahnya:“ Mengapa engkau menangis anakku?“.
Ia menjawab bahawa teman-temannya selalu menghitung-hitung tampalan bajunya, padahal ia adalah anak seorang pemimpin.
Ayahnya ( Omar bin Khattab ) menjadi sedih dan gundah gulana memikirkan nasib puteranya .
Selanjutnya ia segera mengirim surat kepada bendahara Negara untuk meminta wang sebanyak empat dirham dengan jaminan dipotong gajinya untuk bulan depan.
Bendaharawan (menteri kewangan) tersebut membalas suratnya dan menyatakan :” Hai Omar! Adakah engkau telah mempastikan bahawa engkau akan hidup sampai bulan depan? Bagaimana jika engkau meninggal dunia sebelum melangsaikan hutangmu ? Apa yang akan engkau lakukan terhadap hutangmu di hadapan Allah?”.
Setelah membaca surat balasan dari bendaharawan Negara tersebut, Omar bin Khattab menangis dan rebah ke tanah. Kemudian ia menasihati puteranya dengan katanya :”
Wahai anakku, berangkatlah kamu ke sekolah sebagaimana biasanya , kerana aku (ayahmu) tidak dapat memperhitungkan umurku walaupun satu saat lagi “.
Allah Swt. adalah Zat yang menentukan hidup matinya makhluk, bila sahaja Dia berkehendak , maka tidak ada suatu kekuatan yang mampu untuk mencegah-Nya, dan jika Dia tidak berkehendak, maka tidak ada suatu kekuatanpun yang dapat memerintah-Nya.
Maka sebagai manusia yang beriman kepada Allah swt., kita hendaklah memanfaatkan umur yang telah diberikan oleh Allah swt. ini kerana pada suatu saat nanti umur itu akan diambil oleh-Nya. Jika kita belum mengerjakan kebajikan yang banyak , maka kerugian dan penyesalan yang tiada tara. Dan jika kita telah mengerjakan banyak kebajikan dengan umur yang diberikan oleh Allah swt., maka kebahagiaan yang tiada tara pula bagi kita .
Allah swt. berfirman :
"Maka insaflah dan ambillah pelajaran (dari peristiwa itu) wahai orang-orang yang berakal fikiran serta celik mata hatinya “. ( QS Al-Hasyr ayat 2 )
"Dan Kami tidak menjadikan seseorang manusia sebelummu dapat hidup kekal (di dunia ini). maka kalau engkau meninggal dunia (Wahai Muhammad), adakah mereka akan hidup selama-lamanya? Tiap-tiap diri akan merasai mati, dan Kami menguji kamu dengan kesusahan dan kesenangan sebagai cubaan; dan kepada Kamilah kamu semua akan dikembalikan” ( QS Al-Anbiya ayat 34-35 )
Ada sebuah kisah yang menarik dan menyentuh perasaan . Suatu ketika seorang putera Amirul-Mukminin ( Omar bin Khattab ) kembali dari sekolahnya sambil menangis .
Kemudian ditanya oleh ayahnya:“ Mengapa engkau menangis anakku?“.
Ia menjawab bahawa teman-temannya selalu menghitung-hitung tampalan bajunya, padahal ia adalah anak seorang pemimpin.
Ayahnya ( Omar bin Khattab ) menjadi sedih dan gundah gulana memikirkan nasib puteranya .
Selanjutnya ia segera mengirim surat kepada bendahara Negara untuk meminta wang sebanyak empat dirham dengan jaminan dipotong gajinya untuk bulan depan.
Bendaharawan (menteri kewangan) tersebut membalas suratnya dan menyatakan :” Hai Omar! Adakah engkau telah mempastikan bahawa engkau akan hidup sampai bulan depan? Bagaimana jika engkau meninggal dunia sebelum melangsaikan hutangmu ? Apa yang akan engkau lakukan terhadap hutangmu di hadapan Allah?”.
Setelah membaca surat balasan dari bendaharawan Negara tersebut, Omar bin Khattab menangis dan rebah ke tanah. Kemudian ia menasihati puteranya dengan katanya :”
Wahai anakku, berangkatlah kamu ke sekolah sebagaimana biasanya , kerana aku (ayahmu) tidak dapat memperhitungkan umurku walaupun satu saat lagi “.
Allah Swt. adalah Zat yang menentukan hidup matinya makhluk, bila sahaja Dia berkehendak , maka tidak ada suatu kekuatan yang mampu untuk mencegah-Nya, dan jika Dia tidak berkehendak, maka tidak ada suatu kekuatanpun yang dapat memerintah-Nya.
Maka sebagai manusia yang beriman kepada Allah swt., kita hendaklah memanfaatkan umur yang telah diberikan oleh Allah swt. ini kerana pada suatu saat nanti umur itu akan diambil oleh-Nya. Jika kita belum mengerjakan kebajikan yang banyak , maka kerugian dan penyesalan yang tiada tara. Dan jika kita telah mengerjakan banyak kebajikan dengan umur yang diberikan oleh Allah swt., maka kebahagiaan yang tiada tara pula bagi kita .
Allah swt. berfirman :
"Maka insaflah dan ambillah pelajaran (dari peristiwa itu) wahai orang-orang yang berakal fikiran serta celik mata hatinya “. ( QS Al-Hasyr ayat 2 )
Tiada ulasan:
Catat Ulasan