Sahabat Ilmu

Ahad, 13 November 2011

KISAH SAHABAT RASULULLAH S.A.W - ABU DAHDAH

Jika kita membaca kisah-kisah akan tindakan dan perbuatan para sahabat Rasulullah saw, maka kita akan menemukan banyak sekali perbuatan mereka yang mencerminkan ketaatan para sahabat kepada Allah SWT dan RasulNya. Bahkan, mereka tidak berpikir dua kali untuk mentaati perintah tersebut, meskipun harus mengorbankan harta, atau bahkan nyawanya sekalipun. Bandingkan den...gan kita sekarang ini. Kita sering memikirkan untung ruginya saat harus mengeluarkan sedikit harta kita di jalan Allah SWT.
Beberapa kisah berikut ini dapat kita jadikan renungan dan teladan dalam membelanjakan harta kita di jalan Allah SWT.

Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an:

مَّن ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللّهَ قَرْضاً حَسَناً فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافاً كَثِيرَةً وَاللّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (QS Al Baqarah: 245)

Suatu ketika Rasulullah saw. membacakan ayat itu kepada para sahabat. Tiba-tiba Abu Dahdah r.a. berdiri. Ia berkata, “Wahai Rasulullah, benarkah Allah meminta pinjaman kepada kita?” Rasulullah saw. menjawab, “Ya, benar.” Abu Dahdah kembali berkata, “Wahai Rasulullah, apakah Dia akan mengembalikannya kepadaku dengan pengembalian yang berlipat-lipat?” Rasulullah saw. menjawab, “Ya, benar.”

“Wahai Rasulullah, ulurkanlah kedua tangan Anda,” pinta Abu Dahdah r.a. tiba-tiba. Rasulullah saw. balik bertanya, “Untuk apa?” Lalu Abu Dahdah menjelaskan, “Aku memiliki kebun, dan tidak ada seorang pn yang memiliki kebun yang menyamai kebunku. Kebun itu akan aku pinjamkan kepada Allah.” “Engkau pasti akan mendapatkan tujuh ratus lipat kebun yang serupa, wahai Abu Dahdah,” kata Rasulullah saw.

Abu Dahdah mengucapkan takbir, “Allahu Akbar, Allahu Akbar!” Lantas ia segera pergi ke kebunnya. Ia mendapati istri dan anaknya sedang berada di dalam kebun itu. Saat itu anaknya sedang memegang sebutir kurma yang sedang dimakannya.

“Wahai Ummu Dahdah, wahai Ummu Dahdah! Keluarlah dari kebun itu. Cepat. Karena kita telah meminjamkan kebun itu kepada Allah!” teriak Abu Dahdah.

Istrinya paham betul maksud perkataan suaminya. Maklum, ia seorang muslimah yang dididik langsung oleh Rasulullah saw. Segera ia beranjak dari posisinya. Ia keluarkan kurma yang ada di dalam mulut anaknya. “Muntahkan, muntahkan. Karena kebun ini sudah menjadi milik Allah swt. Ladang ini sudah menjadi milik Allah swt.,” ujarnya kepada sang anak.

Subhanallah! Begitulah Ummu Dahdah, seorang wanita yang begitu yakin rezeki datang dari Allah swt. dan bersuamikan seorang sahabat Nabi yang begitu yakin akan janji Allah swt. Kalau saja para suami zaman ini punya istri seperti Ummu Dahdah, pasti mereka akan mudah saja berinfak tanpa berpikir dua kali. Kalau saja para istri zaman sekarang punya suami model Abu Dahdah, pasti mereka akan mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT.

Tiada ulasan: