LIHAT gambar ini.. Semangat dua pemuda muslim asal Afrika Selatan ini untuk menunaikan rukun Islam ke-5 patut dibanggakan. Mereka menempuh perjalanan dari Afrika Selatan ke tanah suci dengan menunggang basikal.
Nyatanya, kedua pemuda itu kini sudah berada di tanah suci. Nathim Caimcross, 28 dan Imtiyaz Ahmad Harun, 25, mengungkapkan kebahagiaannya begitu masuk ke kota Tabuk, perbatasan negara Saudi. "Akhirnya kami dapat jelmakan impian kami menunaikan ibadah haji," kata keduanya.
Caimcross, yang bekerja di kota di Cape Town mengungkapkan, menggenjot basikal dari Cape Town ke Arab Saudi tentu saja sangat mletihkan. "Tapi kami memilih berangkat haji dengan cara ini agar kami benar-benar merasakan pengalaman suka duka menjalankan ibadah haji," ujarnya.
Caimcross dan Harun berangkat dari Afrika Selatan pada 7 Februari. Mereka berbasikal menyusuri negara-negara Afrika, seperti Bostwana, Zimbabwe, Mozambique, Malawi, Tanzania, Kenya, Turki, Suriah dan Jordan untuk mencapai perbatasan Arab Saudi.
"Ini haji pertama kami. Kami boleh naik pesawat, tapi ini adalah impian kami. Untuk berangkat tunaikan haji dengan cara berbeda. Kami memilih basikal, kerana kami berdua memang hobi berbasikal" celah Caimcross.
Setiap hari, kedua pemuda itu berbasikal sejauh 80 sampai 100 kilometer. Mereka beristirahat di masjid-masjid atau mendirikan khemah pada malam hari, kemudian melanjutkan perjalanan selepas solat Subuh. Selama di perjalanan mereka bertemu dengan ramai orang yang membantu dan bersikap baik pada mereka.
"Di setiap tempat yang kami lewati, mereka memberikan sambutan dan mereka antusias ketika tahu bahawa kami sedang dalam perjalanan untuk menunaikan ibadah haji. Soal makanan, tak ada masalah kerana ramai orang yang ajak kami makan." tutur Caimcross.
Selama di perjalanan, mereka kekadang melewati medan sukar, berupa pegunungan yang perlukan tenaga ekstra untuk enjot dan menekan pengayuh basikal. masalah lain ialah bahasa. "Bila kami masuk ke negara-negara Arab, kami menggunakan bahasa Arab terutama ketika kami melalui Suriah dan Jordania," kata Caimcross lagi.
"Masyarakat di sana juga antusias dan bersimpati membantu, bila tahu kami nak tunaikan haji." sambungnya. Caimcross juga mengungkap rasa terharunya kerana ramai yang menawarkan bantuan berupa wang dan memberikan apa yang mereka perlukan, kerana keduanya cuma memiliki anggaran sedikit untuk biaya haji.
Secara keseluruhan Caimcross dan Harun melakukan perjalanan selama hampir 9 bulan, melewati 9 negara, dan selama perjalanan mereka tidak mengalami persoalan serius. "Cuma ganti tayar basikal, betulkan rantai pengayuh, itu yang sering kami lakukan," ujar kedua pemuda itu.
Caimcross mengatakan, melakukan perjalanan haji bersepeda memberikan mereka banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan beragam orang dari berbagai negara. "Kami juga bisa sambil berdakwah, terutama saat kami istirahat pada malam hari," tukasnya.
Caimcross dan Harun adalah mahasiswa jurusan syariah Islam. Caimcross punya keahlian di bidang perencanaan kota karena ia pernah ikut pelatihan dan sekarang bekerja di sebuah perusahaan konstruksi. Sedangkan Harun pernah kuliah di jurusan ekonomi.
Keduanya belum berkahwin dan hobi bersukan. Caimcross senang surfing di laut dan Harun lebih suka tinju dan naik gunung. Setelah melaksanakan haji, mereka akan kembali ke Cape Town, Afrika Selatan juga dengan basikal, melintasi kawasan Afrika Barat. Memang mereka berkreatif yang luar biasa!
Apalagi bila Islam menggalakaan pengembaraan, dan memperuntukkan asnaf zakat untuk musafir berkelana. Ertinya di mana-mana anda berada, anda ada saudara seagama. Allah akan membantu anda melalui mereka. Berbahagialah dengan Islam, agama pilihankita..
Nyatanya, kedua pemuda itu kini sudah berada di tanah suci. Nathim Caimcross, 28 dan Imtiyaz Ahmad Harun, 25, mengungkapkan kebahagiaannya begitu masuk ke kota Tabuk, perbatasan negara Saudi. "Akhirnya kami dapat jelmakan impian kami menunaikan ibadah haji," kata keduanya.
Caimcross, yang bekerja di kota di Cape Town mengungkapkan, menggenjot basikal dari Cape Town ke Arab Saudi tentu saja sangat mletihkan. "Tapi kami memilih berangkat haji dengan cara ini agar kami benar-benar merasakan pengalaman suka duka menjalankan ibadah haji," ujarnya.
Caimcross dan Harun berangkat dari Afrika Selatan pada 7 Februari. Mereka berbasikal menyusuri negara-negara Afrika, seperti Bostwana, Zimbabwe, Mozambique, Malawi, Tanzania, Kenya, Turki, Suriah dan Jordan untuk mencapai perbatasan Arab Saudi.
"Ini haji pertama kami. Kami boleh naik pesawat, tapi ini adalah impian kami. Untuk berangkat tunaikan haji dengan cara berbeda. Kami memilih basikal, kerana kami berdua memang hobi berbasikal" celah Caimcross.
Setiap hari, kedua pemuda itu berbasikal sejauh 80 sampai 100 kilometer. Mereka beristirahat di masjid-masjid atau mendirikan khemah pada malam hari, kemudian melanjutkan perjalanan selepas solat Subuh. Selama di perjalanan mereka bertemu dengan ramai orang yang membantu dan bersikap baik pada mereka.
"Di setiap tempat yang kami lewati, mereka memberikan sambutan dan mereka antusias ketika tahu bahawa kami sedang dalam perjalanan untuk menunaikan ibadah haji. Soal makanan, tak ada masalah kerana ramai orang yang ajak kami makan." tutur Caimcross.
Selama di perjalanan, mereka kekadang melewati medan sukar, berupa pegunungan yang perlukan tenaga ekstra untuk enjot dan menekan pengayuh basikal. masalah lain ialah bahasa. "Bila kami masuk ke negara-negara Arab, kami menggunakan bahasa Arab terutama ketika kami melalui Suriah dan Jordania," kata Caimcross lagi.
"Masyarakat di sana juga antusias dan bersimpati membantu, bila tahu kami nak tunaikan haji." sambungnya. Caimcross juga mengungkap rasa terharunya kerana ramai yang menawarkan bantuan berupa wang dan memberikan apa yang mereka perlukan, kerana keduanya cuma memiliki anggaran sedikit untuk biaya haji.
Secara keseluruhan Caimcross dan Harun melakukan perjalanan selama hampir 9 bulan, melewati 9 negara, dan selama perjalanan mereka tidak mengalami persoalan serius. "Cuma ganti tayar basikal, betulkan rantai pengayuh, itu yang sering kami lakukan," ujar kedua pemuda itu.
Caimcross mengatakan, melakukan perjalanan haji bersepeda memberikan mereka banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan beragam orang dari berbagai negara. "Kami juga bisa sambil berdakwah, terutama saat kami istirahat pada malam hari," tukasnya.
Caimcross dan Harun adalah mahasiswa jurusan syariah Islam. Caimcross punya keahlian di bidang perencanaan kota karena ia pernah ikut pelatihan dan sekarang bekerja di sebuah perusahaan konstruksi. Sedangkan Harun pernah kuliah di jurusan ekonomi.
Keduanya belum berkahwin dan hobi bersukan. Caimcross senang surfing di laut dan Harun lebih suka tinju dan naik gunung. Setelah melaksanakan haji, mereka akan kembali ke Cape Town, Afrika Selatan juga dengan basikal, melintasi kawasan Afrika Barat. Memang mereka berkreatif yang luar biasa!
Apalagi bila Islam menggalakaan pengembaraan, dan memperuntukkan asnaf zakat untuk musafir berkelana. Ertinya di mana-mana anda berada, anda ada saudara seagama. Allah akan membantu anda melalui mereka. Berbahagialah dengan Islam, agama pilihankita..
Bagaimana kalau orang Malaysia berbasikal menunaikan haji ke Mekah, Boleh tak?
http://www.ibnuhasyim.com
Tiada ulasan:
Catat Ulasan