Sahabat Ilmu

Isnin, 28 Julai 2008

TELADANILAH KISAH SUFI INI!!...

Kisah sufi terkenal Zun Nun Al Misri dgn seorang pemuda. Moga hati kita yang keras dengan kesibukan dunia hingga susah mencari masa bermesra dengan zikrullah akan lembut dan basah dengan kisah para Salaf Soleh ini.

Imam As-Sya’rani r.a.: "Seseorang itu selalunya, mengingkari apa yang dia jahil tentangnya"

Dalam khazanah kisah-kisah Sufi ada diceritakan tentang seorang pemuda yang begitu lantang mencemuh tokoh sufi Zun Nun Al Misri dan tarikatnya. Sesudah si pemuda puas memperlihatkan kebenciannya, Al Misri mencabut cincin daripada jarinya dan berkata, "Bawalah cincin ini ke pasar, gadaikanlah dengan harga satu dinar saja"
Pemuda itu hairan, namun cincin itu diterimanya jua dan dibawa ke pasar. Dia menawarkan kepada para pedagang, dari penjual buah sampai penjual makanan. Tiada seorang pun melirik apatah lagi tertarik. Lalu dengan wajah hampa pemuda itu kembali kepada Al Misri dan berkata, "Engkau membohongiku, cincin ini tidak berharga"

Jawab Al Misri, " Jangan marah dulu, sekarang juallah cincin itu kepada ahli permata. Tawarkan seribu dinar."

Tentu saja pemuda itu menjadi gusar. tapi rasa ingin tahunya membuatkan dia menuruti perintah ahli sufi itu. Sungguh menghairankan, ternyata para pedagang permata berebut untuk membeli cincin itu. Pemuda itu merasa takjub dan bergegas menemui Al Misri dan berkata " Mereka bersaing untuk membelinya."

"Nah." kata Al Misri. "Orang tidak akan mengetahui suatu benda berharga atau tidak jika ia belum mengenalnya. Bagaimana mungkin kamu berani mencaci para sufi dan ilmu tasauf, jika kamu belum mengetahui isinya? Pelajari dulu baik baik, barulah tentukan pendapatmu. Itulah sikap orang bijak."

Fikir-fikirkanlah, mengapakah jasad dan diri kita masih angkuh kepada Pencipta Alam. Bukankah segalanya datang daripada Allah. Kalau kita cantik, tampan, bijak, berjaya, kaya bukankah semuanya datang dari Allah? Kalau kita cinta kepada ilmu, ulama’ bukankah Rahmah dari Allah juga.

Perasaan rindu kepada perkara akhirat, kepada para sahabat-sahabat dan tabieen semuanya bukan dari kita. Bukan sesuatu yang patut kita banggakan dengan mengatakan ianya hasil usaha kita. Tidak. Semuanya datang dan kesan dari pemberian DIA yang MAHA PEMBERI. Kita berdoa, DIA memilih. Kita berusaha, DIA menetapkan.

Setiap zarah, inci nikmat yang Allah beri segalanya kepunyaan DIA. Tidak satupun dapat kita sandarkan pada diri kita. Kalau kita ke arah yang lebih baik, rendahkan lah diri dengan hanya melihat Allah. Kalau diri ditimpa musibah juga lihatlah pada Allah dan rahsia jua hikmah ujian ditimpakan kepada Allah. Banyak-banyakkan berdoa dan sentiasa memandang kepada zat yang Maha Agung.

Pada kelemahan diri dan nafsu yang sentiasa membawa kepada kemurkaan Allah, pintalah agar Allah memimpinnya dan jangan biar kita tertipu dengan diri sendiri, dunia dan nafsu. Di bukakan pintu makrifah dan mengenal Allah. Dalam dunia dan dalam diri kita tiada satu apa pun jua yang datang dari kita. Doa ini, doa yang dibaca Saydatuna Aisyah r.a satu hikmah yang harus diamalkan selalu:-

" Allahumma Aslihlana Sha’nina WalaTakilna Ila Anfusina Torfata ‘Ayunin "

Tiada ulasan: