Fiqh Ilmu
Oleh: Prof. Dr. Yusuf Qardhawi
Ilmu haruslah mendahului amal, sebagaimana diutarakan Mu'adz bin Jabal ra, "Ilmu adalah imam dan amal adalah pengikutnya."
Ilmu adalah yg membedakan antara yg hak dan yg batil dalam masalah akidah, yg sunnah dan bid'ah dalam masalah ibadah, yg baik dan yg buruk dalam masalah muamalah, yg halal dan haram dalam perilaku, yg benar dan yg salah dalam pemikiran, yg terpuji dan tercela dalam mengambil sikap baik individu maupun jama'ah.
Maka dari itu ilmu harus didahulukan daripada amal. Umar bin Abdul Aziz berkata,"Barangsiapa berbuat tidak berdasarkan ilmu, maka yg rusak akan lebih banyak daripada yg memperbaiki."(Jami'Bayan Al-'Ilm Jil.I Hal.33)
Hasan Bashri berkata,"Orang yg bekerja tdk berlandaskan ilmu, ibarat orang yg berjalan di lorong yg salah. Dan orang yg bekerja tidak atas dasar ilmu, akan lebih banyak merusak daripada memperbaiki. Maka tuntutlah ilmu yg tidak merusak ibadah dan beribadahlah dengan tidak mengabaikan ilmu..." (Mifta Dar as-Sa'adah, hal.82)
Maka dari itu, mendahulukan ilmu adalah wajib, karena hal itu akan memberi pentunjuk kepada amal saleh, seperti halnya menunjukan pada iman. Ilmu adalah bukti keimanan, seperti disebutkan dlm AlQuran,"Dan, agar orang2 yg telah diberi ilmu meyakini bahwa
alQuran itulah yg benar dari Tuhanmu, lalu mereka beriman dan hati mereka tunduk"(AlHajj:54)
Ayat tersebut menunjukan urutan dimulai agar mereka berilmu, lalu beriman, dan kemudian tunduk hatinya. Ilmu akan menghasilkan keimanan, dan keimanan akan menghasilkan ketundukan dan kekhusyu'an.
Karena Ilmu mendahului iman dan amal, maka ayat yg pertama kali diturunkan adalah firmanNya:
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yg menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhammu yg maha pemurah, yag mengajar(manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kpd manusia apa yg tdk diketahuinya."(Al Alaq 1-5)
Dalam ayat diatas Allah menyerukan untuk membaca dan mengulangnya, karena membaca adalah kunci ilmu pengetahuan.
Imam Al-Bukhari menyebutkan dalam pembahasan ilmu dalam Shahihnya Bab ilmu sebelum ucapan dan perbuatan, "Ilmu merupakan syarat salihnya perkataan dan perbuatan, ilmu harus didahulukan dari keduanya".
Para ulama shalaf pun melakukan hal demikian, Imam Ghazali memulai dengan pembahasan ilmu dalam dua bukunya yg masyhur Ihya' Ulumuddin dan Minhaj Al-'Abidin. Disebutkan bahwa tangga pertama bagi orang yg ingin melalui jalan Allah adalah tangga ilmu.
Rasulullah bersabda, "Barangsiapa meniti jalan menuntut Ilmu, Allah akan memudahkan jalannya menuju syurga" (Shahih Muslim)
Rabu, 3 Disember 2008
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan